Dulu saya berpikir kemampuan seseorang berbicara yang menentukan ia berhasil dalam kehidupan ini, namun ternyata hal itu salah.
Suatu hari saya bertemu dengan seseorang yang sedang menjualkan produknya kepada saya. Saya berusaha bersikap sopan dan menghargai dia dengan bersikap antusias. Tetapi yang saya perhatikan selama ia mempresentasikan produk-produknya adalah sikapnya yang sombong, gaya bicaranya yang terlihat sok membuat sikap antusias saya mulai menurun.
Saya tahu betul bahwa produk yang ia tawarkan adalah produk yang bagus dengan kualitas prima. Tetapi entah mengapa sikapnya menghalangi saya untuk membeli produk-produknya.
Akhirnya saya menemukan bahwa ternyata orang tidak melihat pada apa yang kita bawa, tetapi siapa dan bagaimana yang membawakannya. Apalah artinya produk yang baik dan prima bila sang pembawa produk menyampaikannya dengan nada dan gaya bicara yang arogan, apalagi bila disertai dengan gesture tubuh yang sok dan sikap yang tidak sabar saat kita bertanya mengenai produknya.
Di samping itu, saya juga pernah melihat sekelompok atlit basket berbakat dan sangat gagah, namun mereka memiliki sikap yang sangat buruk dan penuh dengan rasa ego.
Saya berpikir, bila atlit berbakat + sikap yang baik = sukses team work.
Atlit berbakat + sikap buruk = unrespectful, mereka tidak akan menuai hormat dari orang lain.
Tidak ada yang lebih hebat untuk menghancurkan seseorang selain orang itu sendiri. Penghancur paling hebat dalam karir, masa depan dan keluarga kita adalah diri kita sendiri, ego kita sendiri, sikap yang tidak mau dikalahkan.
Sikap yang buruk akan mengantarkan seseorang ke tempat yang tidak mereka inginkan. Dan tanpa disadari ada banyak orang telah menggagalkan masa depannya akibat sikapnya yang buruk.
Sikap kita tidak mungkin otomatis baik hanya karena kita adalah seorang yang religius dan beriman. Karena sikap kita dibentuk melalui keluarga, lingkungan, pekerjaan dan pernikahan.
Sikap hati yang keras dapat diubah dengan membuka hati dan membuka diri pada masukkan dan perkataan orang lain yang membangun diri kita, kesediaan untuk menerima kritik adalah hal terbaik yang dapat saya pakai untuk maju.
Saya juga sempat bertemu dengan seseorang yang sangat ramah sekali dan sangat menyenangkan berbicara dengannya. Berkenalan dengan dirinya dan memahami karakternya dan bagaimana ia bertingkah laku sangat menginspirasi saya untuk meneladani sikapnya.
Saya belajar banyak bagaimana memperlakukan orang lain di sekitar saya melalui kehidupannya sehari-hari. Justru sikap seperti inilah yang akhirnya membawa ia di posisi atas dan berdiri di hadapan "Raja-raja" atau orang terkemuka dan bukan orang-orang biasa.
Teman, sikap menentukan masa depan kita seperti apa. Bergaullah dengan orang-orang yang positif supaya anda menjadi orang yang positif dan ubahlah setiap perkataan negatif anda menjadi ucapan syukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar