Jumat, 22 Februari 2013

Ibu Impian

Aku pernah punya mimpi untuk memiliki seorang ibu impian. Namun mimpi itu rusak ketika kehadiran seorang ibu yang kuharapkan tidak seperti mimpiku

Bagiku ibu adalah seorang monster kejam yang bersembunyi di balik topeng seorang wanita berhati lembut.

Ibu adalah seseorang yang tidak pernah berhenti memukuli kepala dan mukaku tanpa ampun. Tidak heran bila ia menyeretku tengah malam hanya karena dia baru melihat aku membuat kotor mejanya saat aku masih kecil.

Kehadiran ibu adalah Neraka bagiku. Ia tidak pernah ada sewaktu aku kecil, setiap hari aku selalu hidup dalam ketakutan dan membenci diriku sendiri. Aku tidak pernah bisa menerima diriku sendiri karena ia tidak pernah berhenti menghina aku dan mengatakan bahwa aku selalu membawa kesialan baginya. Aku tidak memiliki masa kecil indah seperti yang dimiliki oleh teman-temanku. Aku bertumbuh dengan kebencian yang dalam akan diriku sendiri, aku memandang cermin dan tidak ingin melihat bayangan diriku yang memuakkan.

Ia selalu menuangkan kemarahannya padaku dan tidak pernah memujiku. Memaksaku belajar namun tidak pernah mengajariku. Pernah sekali ia mendaratkan tinjunya ke mukaku dan memukul mata kiriku hingga kabur dan separuh wajahku menjadi biru. Aku tidak pernah meminta mainan apapun dengan merengek-rengek. Aku tidak pernah minta sepatu baru atau baju baru, tetapi mengapa ia memukuliku seolah-olah aku menuntut sesuatu darinya.

Ternyata ibu yang aku mimpikan selama ini tidak lebih dari pada sebuah mimpi. Aku tahu aku tidak akan pernah mendapatkannya ataupun dikasihinya. Tidak pernah ada yang membelaiku atau memelukku saat aku sedang ketakutan. Tidak ada tempat perlindungan bagiku di dunia ini, semua orang bebas memperlakukan aku dan menghinaku sepuasnya karena di rumahku pun aku juga dihina dan tidak diinginkan. Bagiku, tidak ada satupun kenangan indah yang tersisa

Hingga suatu hari seorang teman yang sangat baik datang padaku dan berkata ada seorang ibu yang mau merawatku dan mengambilku menjadi anaknya sendiri. Namanya Roh Kudus, Ia sangat lembut dan baik hati. Ibu yang satu ini sangat tentram hatinya dan tidak pernah memukul dengan tangannya. Ia selalu memukul dengan perkataan yang penuh kasih dan kelemahlembutan. Ia sangat sabar dan lambat untuk marah.

Akhirnya aku berkata bahwa aku mau menerimanya menjadi ibuku. Ibu baruku berkata bahwa Ia telah mengenalku, bahkan sebelum aku ada dalam kandungan (Yer 1:5), kejadianku begitu dahsyat dan ajaib selama aku dalam kandungan (Maz 139:13-14), Ia menenun aku dengan kasih yang sangat besar dan Ia sangat menginginkan keberadaanku (Yer 31:3). Ia mengatakan bahwa segala pemberian yang baik berasal dari tanganNya (Yak 1:17).

Saat aku sedang tidur Ia bisa menghitung setiap helai rambutku (Mat 10:29-31) dan membisikkan bahwa aku bukanlah kecelakaan ataupun sebuah kesalahan (Maz 139:15-16 ). Ia membisikkan bahwa Ia bisa memberikan lebih dari yang dunia dapat berikan kepadaku dan damai yang Ia berikan tidak seperti yang dunia berikan (Mat 7:11). Ia berjanji akan memenuhi semua kebutuhanku karena aku adalah harta kesayanganNya (Kel 19:5).

Ia berjanji akan mengajakku melihat hal-hal yang besar dan yang tidak terselami (Yer 33:3). Ia bergembira saat aku gembira (Maz 37:4). Ia di sisiku saat aku patah hati (Maz 34:19) dan Ia juga yang menghapus segala air mataku dan mengangkat kesusahanku (Why 21:3-4). Ia datang untuk berada di pihakku dan tidak melawanku (Rm 8:31).

Ia membuatku percaya dan ku dipulihkan...
Kini aku mengampuni ibuku di dunia dan dimampukan untuk mengasihi dia dengan sepenuh hatiku..

Jika aku telah menerimaNya sebagai ibuku, maukah kau juga menerimaNya sebagai ibumu?

Tuhan Yesus Memberkati
*Disarikan dari kisah sahabat kecilku