Selasa, 27 November 2012

Jangan Menghakimi Lagi!

Saya terberkati sekali dengan perkataan firman yang diucapkan paulus dalam Roma 14:4 yang berbicara, "Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri."

Seringkali kita dikecewakan dengan banyak perilaku orang-orang di sekitar kita, terlebih lagi bila itu datang dari seseorang yang seharusnya menerima respek dari kita, seperti pemimpin kita. Ternyata paulus mengatakan, "Siapakah kamu? Apakah urusanmu? Sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Mau dia berdiri, mau dia jatuh itu urusannya sendiri dan menjadi urusan tuannya (urusan antara dia dengan Tuhan)."

Tetapi kata-kata selanjutnya inilah yang akan membuat kita malu, "Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri." Jangan pernah mengusik orang yang diurapi tuhan kata Daud. Bahkan setelah roh Tuhan undur dari Saul, Tuhan masih memberikan kemenangan bagi Saul selama 14 tahun dalam pertempuran.

Jangan ikut ambil bagian dalam menanggung darah orang lain dengan menghakiminya, biarkan itu menjadi urusan mereka dan bukan urusan kita.

Roma 14:10 berkata, "Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah."

Setiap perkataan sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman. Anda tentu tidak mau hal ini terjadi, bukan?
Diam asal selamat! Itu adalah ungkapan yang saya pelajari. Terkadang diam adalah emas, diam adalah bijaksana. Apa yang kita lihat dan dengar belum tentu seperti apa yang kita bayangkan dan asumsikan karena itu jangan lekas mengambil kesimpulan.

Kalau anda tidak mengerti masalah sebenarnya atau hanya mendengar saja dari orang lain, berhati-hatilah. Tidak semua perkataan yang anda dengar adalah benar 100%. Terkadang bisa berakhir dengan pemukulan hanya karena soal kata-kata padahal kita tahu kalau kita tidak ikut campur kita tidak akan kena malapetaka.

Belajarlah untuk menjadi berkat bagi pikiranmu sendiri, tidak memikirkan kejelekan orang lain dan menghakiminya, mencemoohnya dan memandangnya sebelah mata.
Seperti kata paulus dalam Roma 12:10, "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat." Kita harus belajar menghormati dan menghargai semua orang tanpa memandang kelemahannya.

Hormatilah diri kita sendiri dengan menyaring apa yang kita dengarkan. Jangan ikut bergosip, bukan karena hukum taurat melarangnya, tetapi karena hati kita terlalu berharga untuk diisi dengan hal-hal yang sia-sia seperti gosip, karena kita adalah penerima janji-janji Allah.

Roma 14:1 mengatakan, "Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya.", kalau Kristus telah menerima kita saat kita masih berdosa, sudah sepantasnya pula kita menerima semua orang apa adanya beserta kelemahannya tanpa mempercakapkannya.

Bila kita tidak bisa menjadi berkat untuk mulut kita sendiri bagaimana mungkin mulut kita bisa menjadi berkat bagi orang lain? Belajar menjadi berkat bagi hati kita sendiri, jangan biarkan sampah-sampah memenuhi hati kita. Kita akan mudah kecewa dan marah saat melihat kelemahan orang lain.

Roma 15:1-3 mengatakan, "Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri,..."
Dibutuhkan pengorbanan untuk mencari kesenangan sahabat dan teman kita. Dan hanya orang yang tidak egois yang mampu melakukannya.

Kita dipanggil untuk menjadi kekuatan yang besar bagi Allah, bukan menjadi hakim. Kita dipanggil untuk menguatkan iman orang lain dan bukan melemahkan iman orang lain, apalagi melemahkan iman kita sendiri.

Peliharalah jam-jam pribadi kita dengan Tuhan agar hati kita senantiasa dipenuhi kasih, damai sejahtera, ketulusan dan kejujuran.  
Karena Doa pertama-tama memerangi:
1. Pikiran negatif
2. Mengalahkan intimidasi iblis
3. Mengalahkan ketidakpercayaan.
Sehingga hati kita tidak lagi sempit dan mampu menerima semua orang masuk ke dalam hati kita, siapapun mereka.

Roma 15:7, "Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah."


Tuhan Yesus Memberkati.