Sabtu, 15 Juni 2013

God, Please Take Care Abbey...

Once I have a dog when I was a child. The dog that I loved so much like Abbey. I played with him everyday and sometimes sleep with him when I am scared or when my parents wasn't at home. I cried all night because I miss my lovely dog so much.
I hope this story can give you special moment with your pets, that God will take care of him for you in Heaven.


Enjoy the Story:
Our 14-year-old dog Abbey died last month. The day after she passed away my 4-year-old daughter Meredith was crying and talking about how much she missed Abbey. She asked if we could write a letter to God so that when Abbey got to heaven, God would recognize her. I told her that I thought we could so, and she dictated these words:

Dear God,

Will you please take care of my dog? She died yesterday and is with you in heaven. I miss her very much. I am happy that you let me have her as my dog even though she got sick.

I hope you will play with her. She likes to swim and play with balls. I am sending a picture of her so when you see her you will know that she is my dog. I really miss her.

Love, Meredith

We put the letter in an envelope with a picture of Abbey and Meredith and addressed it to God/Heaven. We put our return address on it. Then Meredith pasted several stamps on the front of the envelope because she said it would take lots of stamps to get the letter all the way to heaven. That afternoon she dropped it into the letter box at the post office. A few days later, she asked if God had gotten the letter yet. I told her that I thought He had.

Yesterday, there was a package wrapped in gold paper on our front porch addressed, 'To Meredith' in an unfamiliar hand. Meredith opened it. Inside was a book by Mr. Rogers called, 'When a Pet Dies.' Taped to the inside front cover was the letter we had written to God in its opened envelope. On the opposite page was the picture of Abbey & Meredith and this note:

Dear Meredith,

Abbey arrived safely in heaven. Having the picture was a big help and I recognized her right away.

Abbey isn't sick anymore. Her spirit is here with me just like it stays in your heart. Abbey loved being your dog. Since we don't need our bodies in heaven, I don't have any pockets to keep your picture in so I am sending it back to you in this little book for you to keep and have something to remember Abbey by.

Thank you for the beautiful letter and thank your mother for helping you write it and sending it to me. What a wonderful mother you have. I picked her especially for you. I send my blessings every day and remember that I love you very much.

By the way, I'm easy to find. I am wherever there is love.

Love, God.





By: Mark Castellano

Suspended Coffees This was sent in by Kate Jacobs and she asked me to share I think it's a lovely message and I hope it can help someone somewhere.

Jumat, 14 Juni 2013

Lidah yang Bijaksana

Kontrol ada pada mulut yang tunduk pada otoritas kaki Kristus, tunduk karena kuasa Firman Tuhan.

Saya percaya bahwa Firman Tuhan dapat menjadikan mulut kita lebih bijaksana. Karena itu bacalah alkitab anda setiap hari, agar bukan kata-kata sia-sia yang anda ucapkan, melainkan kehidupan.

Yesaya 50:4 mengatakan, "Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid."

Ada tujuan mengapa Tuhan memberikan lidah kepada kita. Agar dengan perkataan kita, kita bisa memberikan semangat pada orang yang letih lesu dan berbeban berat. Apa jadinya bila kita tidak menggunakan lidah ini dengan tepat dan kemudian lidah kita diambil? Bukankah akan lebih mengerikan?

Marilah kita gunakan lidah kita untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan.

Musa adalah tokoh alkitab yang sangat luar biasa, namun ia teledor dengan perkataannya sehingga menyebabkan ia tidak bisa masuk ke dalam tanah Kanaan. Musa marah dan mengatai Bangsa Israel sebagai bangsa durhaka. Hal ini mengakibatkan Allah marah.

Lihatlah betapa seriusnya Allah menanggapi setiap perkataan kita. Sekarang perhatikan! Apakah perkataan kita membangun atau meruntuhkan!

Alkitab mengatakan dalam yakobus 3:8, bahwa tidak seorangpun sanggup menjinakkan lidah. Ia dinyalakan oleh api neraka. Kalau manusia dapat menahlukkan berbagai-bagai hewan buas di bumi ini. Maka alkitab mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang sanggup menjinakkan lidah.

Lidah dapat menodai seluruh tubuh kita, sebab bukan apa yang masuk ke dalam mulut seseorang yang menajiskan ia, tetapi apa yang keluar dari mulut seseorang yang dapat menajiskan ia, yaitu perkataannya.

Lidah dapat menyalakan roda kehidupan yang seharusnya tidak perlu kita nyalakan. Masalah yang tidak perlu timbul dapat timbul hanya karena lidah salah bicara. Saya terberkati saat menonton film Ironman 3, film ini mengatakan bahwa "You create your own evil.", anda menciptakan iblis dalam kehidupan anda. Hanya karena kita sombong dan mengumbar kata-kata yang belum tentu bisa kita tepati, akhirnya masalah besar timbul dikemudian hari dan mengacaukan hidupnya yang semula tenang.

Salah satu adegan dalam film ini pastinya anda juga tahu saat tokoh utama menantang musuhnya melalui media dengan perkataannya yang sombong. Lidah bisa membawa jerat yang akan menyeret semua orang yang anda kasihi.

Anda tidak bisa 50% roh dan 50% daging. Kita harus 100% dikuasai roh kudus, itulah yang berkenan kepada Allah.

Berani bayar harga, berani diinstropeksi dan berani dievaluasi. Orang yang tidak mau diinstropeksi akan mengalami kemunduran. Orang yang mau memperbaiki diri dan mau diajar akan senantiasa dituntun oleh Tuhan.

Jangan pernah berjalan tanpa tuntunan Tuhan. Apabila kita sampai dipersimpangan jalan, berhentilah sejenak dan berdoalah agar hari demi hari anda semakin bijaksana dalam mengambil keputusan.


Tuhan Yesus Memberkati.

Selasa, 04 Juni 2013

Surat Cinta dari Surga

Suatu hari suami saya menerima sebuah kisah dari salah seorang temannya dan kemudian memberikan kisah inspiratif ini kepada saya.

Kisah ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, terutama istri sebagai penolong bagi pria.

Inilah Kisahnya:

Ini adalah kisah nyata di kehidupanku.
Seorang suami yg kucintai yang kini telah tiada.
Begitu besar pengorbanan seorang suamiku pada keluargaku.
Begitu tulus kasih sayangnya untukku dan anakku.
Suamiku adalah seorang pekerja keras.
Dia membangun segala yang ada di keluarga ini dari nol besar hingga menjadi seperti saat ini.
Sesuatu yang kami rasa sudah lebih dari cukup.

Aku merasa sangat berdosa ketika teringat suamiku pulang bekerja dan aku menyambutnya dengan amarah,tak kuberikan secangkir teh hangat melainkan kuberikan segenggam luapan amarah.
Selalu kukatakan pada dia bahwa dia tak peduli padaku,tak mengerti aku,dan selalu saja sibuk dengan pekerjaannya.

Tapi kini aku tahu.
Semua ucapanku selama ini salah dan hanya menjadi penyesalanku karena dia telah tiada.
Temannya mengatakan padaku sepeninggal kepergiannya.
Bahwa dia selalu membanggakan aku dan anakku di depan rekan kerjanya.

Dia berkata, “ Setiap kali kami ajak dia makan siang, mas anwar jarang sekali ikut kalau tidak penting sekali,alasannya slalu tak jelas. Dan lain waktu aku sempat menanyakan kenapa dia jarang sekali mau makan siang, dia menjawab, “Aku belum melihat istriku makan siang dan aku belum melihat anakku minum susu dengan riang, bagaimana aku bisa makan siang. ”Saat itu tertegun,aku salut pada suamimu. Dia sosok yang sangat sayang pada keluarganya. Suamimu bukan saja orang yang sangat sayang pada keluarga, tapi suamimu adalah sosok pemimpin yang hebat. Selalu mampu memberikan solusi-solusi jitu pada perusahaan.”

Aku menahan air mataku karena aku tak ingin menangis di depan rekan kerja suamiku. Aku sedih karena saat ini aku sudah kehilangan sosok yang hebat.

Teringat akan amarahku pada suamiku, aku selalu mengatakan dia selalu menyibukkan diri pada pekerjaan, dia tak pernah peduli pada anak kita. Namun itu semua salah. Sepeninggal suamiku. Aku menemukan dokumen-dokumen pekerjaannya.

Dan aku tak kuasa menahan tangis membaca di tiap lembar di sebuah buku catatan kecil di tumpukan dokumen itu, yang salah satunya berbunyi, “Perusahaan kecil CV.Anwar Sejahtera di bangun atas keringat yang tak pernah kurasa. Kuharap nanti bukan lagi CV. Anwar Sejahtera, melainkan akan di teruskan oleh putra kesayanganku dengan nama PT. Syahril Anwar Sejahtera. Maaf nak, ayah tidak bisa memberikanmu sebuah kasih sayang berupa belaian. Tapi cukuplah ibumu yang memberikan kelembutan kasih sayang secara langsung. Ayah ingin lakukan seperti ibumu. Tapi kamu adalah laki-laki. Kamu harus kuat. Dan kamu harus menjadi laki-laki hebat. Dan ayah rasa,kasih sayang yang lebih tepat ayah berikan adalah kasih sayang berupa ilmu dan pelajaran. Maaf ayah agak keras padamu nak. Tapi kamulah laki-laki. Sosok yang akan menjadi pemimpin, sosok yang harus kuat menahan terpaan angin dari manapun. Dan ayah yakin kamu dapat menjadi seperti itu.”

Membaca itu, benar-benar baru kusadari betapa suamiku menyayangi putraku, betapa dia mempersiapkan masa depan putraku sedari dini, betapa dia memikirkan jalan untuk kebaikan anak kita.
Setiap suamiku pulang kerja. Dia selalu mengatakan, “ Ibu capai? Istirahat dulu saja.”
Dengan kasar kukatakan, “Jelas aku capek, semua pekerjaan rumah aku kerjakan. Urus anak, urus cucian, masak, ayah tahunya ya pulang datang bersih, titik.”

Sungguh,bagaimana perasaan suamiku saat itu. Tapi dia hanya diam saja. Sembari tersenyum dan pergi ke dapur membuat teh atau kopi hangat sendiri. Padahal kusadari. Beban dia sebagai kepala rumah tangga jauh lebih berat di banding aku. Pekerjaannya jika salah pasti sering di maki-maki pelanggan. Tidak kenal panas ataupun hujan dia jalani pekerjaannya dengan penuh ikhlas.

Suamiku meninggalkanku setelah terkena serangan jantung di ruang kerjanya.tepat setelah aku menelponnya dan memaki-makinya. Sungguh aku berdosa. Selama hidupnya tak pernah aku tahu bahwa dia mengidap penyakit jantung. Hanya setelah sepeninggalnya aku tahu dari pegawainya yang sering mengantarnya ke klinik spesialis jantung yang murah di kota kami. Pegawai tersebut bercerita kepadaku bahwa sempat dia menanyakan pada suamiku.

“Pak kenapa cari klinik yang termurah? Saya rasa bapak bisa berobat di tempat yg lebih mahal dan lebih memiliki pelayanan yang baik dan standar pengobatan yang lebih baik pula”

Dan suamiku menjawab, “ Tak usah, terlalu mahal. Aku cukup saja aku ingin tahu seberapa lama aku dapat bertahan. Tidak lebih. Dan aku tak mau memotong tabungan untuk hari depan anakku dan keluargaku. Aku tak ingin gara-gara jantungku yang rusak ini mereka menjadi kesusahan. Dan jangan sampai istriku tahu aku mengidap penyakit jantung. Aku takut istriku menyayangiku karena iba. Aku ingin rasa sayang yang tulus dan ikhlas.”

Tuhan.. Maafkan hamba Tuhan,hamba tak mampu menjadi istri yang baik. Hamba tak sempat memberikan rasa sayang yang pantas untuk suami hamba yang dengan tulus menyayangi keluarga ini. Aku malu pada diriku. Hanya tangis dan penyesalan yang kini ada.

Saya menulis ini sebagai renungan kita bersama. Agar kesalahan yang saya lakukan tidak di lakukan oleh wanita-wanita yang lain. Karena penyesalan yang datang di akhir tak berguna apa-apa. Hanyalah penyesalan dan tak merubah apa-apa.

Banggalah pada suamimu yang senantiasa meneteskan keringatnya hingga lupa membasuhnya dan mengering tanpa dia sadari.
Banggalah pada suamimu,karena ucapan itu adalah pemberian yang paling mudah dan paling indah jika suamimu mendengarnya.

Sambut kepulangannya di rumah dengan senyum dan sapaan hangat.
Kecup keningnya agar dia merasakan ketenangan setelah menahan beban berat di luar sana.
Sambutlah dengan penuh rasa tulus ikhlas untuk menyayangi suamimu.
Selagi dia kembali dalam keadaan dapat membuka mata lebar-lebar.
Dan bukan kembali sembari memejamkan mata tuk selamanya.

Teruntuk suamiku.
Maafkan aku sayang.
Terlambat sudah kata ini ku ucapkan.
Aku janji pada diriku sendiri teruntukmu.
Putramu ini akan kubesarkan seperti caramu.
Putra kita ini akan menjadi sosok yang sepertimu.
Aku bangga padamu,aku sayang padamu.

Istrimu
Rina

Rabu, 29 Mei 2013

Hal yang Tak Terpahami dalam Hidup

Seringkali dalam hidup kita ada hal-hal yang tidak bisa kita pahami dan mengapa terjadi dalam kehidupan kita.

Amsal 25:2a, mengatakan "Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu,". Banyak orang bingung, cemas, takut, panik, kuatir, stres, depresi, putus asa, ingin memberontak dan frustrasi karena ia merasa tidak mengerti apa yang sedang terjadi dalam hidupnya.

Bila saat ini kita tidak mengerti, jangan dipaksa, berdoalah! Kita bisa gila bila kita berusaha keras memahami Tuhan. Berdoalah, supaya Tuhan memberikan kita kekuatan untuk memahami dan rela menerima. Karena kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tidak semuanya harus Tuhan ceritakan kepada kita.

Ada beberapa orang yang berusaha memahami Tuhan dan berusaha mengambil hakNya, karena tidak mampu akhirnya ia mengatakan bahwa Tuhan tidak ada dan menjadi ateis. Hal ini sangatlah bodoh, kalau Allah yang kita sembah sanggup kita mengerti dengan otak dan pikiran kita, maka Ia bukanlah Allah tetapi ciptaan.

Allah terlalu mulia sehingga Ia layak untuk merahasiakan sesuatu karena Ia sudah memiliki rencana yang indah bagi masa depan kita. RancanganNya bukan untuk membuat kita jatuh dalam dosa.
Kalau Allah memberitahukan rahasiaNya kepada kita, kita tentu tidak akan berjuang dan akan cenderung menyia-nyiakan hidup kita.

Sebagai contoh, tidak ada seorang pun yang tahu kapan ia mati. Kalau Tuhan memberitahukan kepada seseorang ia akan mati umur 75 tahun, dari umur 1 sampai 74 tahun akan dipakai untuk hidup dalam dosa, waktu malam ulang tahun ke 75 baru bertobat, karena sebentar lagi lewat.

Ada orang yang pernah bertanya, kalau memang rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan, jalannya jalan yang penuh bahagia dan sejahtera kenapa hidup saya susah? Kenapa saya lahir di keluarga broken home? Kenapa saya lahir di keluarga miskin? Kenapa orang yang saya kasihi harus meninggal, padahal ia satu-satunya yang mencintai saya?

Sekali lagi, itu adalah rahasia Allah. Tidak seorangpun dapat memilih keluarganya, kita tidak bisa memilih dilahirkan di keluarga mana, kita tidak bisa memilih ayah atau ibu kita. Tetapi kita bisa memilih jalan hidup kita, kita bisa memilih suami yang tepat seperti yang kita dan Tuhan mau, kita bisa memilih istri yang penuh cinta seperti yang kita dan Tuhan mau.

Saya yakin mengapa Tuhan harus memilih anda di tempatkan di keluarga tersebut dan bukan orang lain. Karena anda begitu special, orang lain belum tentu sekuat anda. Dalam rahasiaNya Allah tetap bertanggung jawab memelihara anda, tidak akan dibiarkannya anda seorang yatim piatu di dunia ini dan meminta-minta.

Tuhan suka mengajar dan mendewasakan setiap kita. Ada banyak pelajaran-pelajaran istimewa dalam setiap proses Allah.

Saya mengerti mengapa Tuhan memilih Daniel, Daud, Abraham, Yesaya, Yeremia dan memberitahukan kepada mereka beberapa rahasiaNya, hal-hal yang besar dan tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak mereka ketahui (Yer 33:3b). Karena itu berdoalah!

Ya! Doa menyingkapkan rahasia-rahasia Allah yang besar. Anda ingat saat raja Nebukadnezar mendapatkan mimpi dan ia memanggil seluruh orang bijaknya. Dan karena raja tidak ingin ditipu oleh orang-orang bijaknya, maka mereka harus memberitahukan raja apakah mimpi yang dialami raja malam itu dan apakah arti dari mimpi itu, sehingga yakinlah raja bahwa memang ia tidak dibohongi. Siapa yang tidak dapat mengartikannya akan dipenggal.

Saat orang-orang bijak lari karena titah raja diturunkan, maka orang yang diurapi Tuhan maju. Daniel minta diberi waktu untuk menafsirkannya. Maka Daniel pulang dan memohon kasih sayang Allah semesta langit mengenai rahasia itu - Dan 2:18-23. Maka rahasia itu disingkapkan kepada Daniel dalam suatu penglihatan malam.

Lalu Daniel bersukacita dan memuji Allah, katanya: "Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan! Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat  raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat  kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian; Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi, Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang ada pada-Nya. Ya Allah nenek moyangku, kupuji dan kumuliakan Engkau, sebab Engkau mengaruniakan kepadaku hikmat dan kekuatan, dan telah memberitahukan kepadaku sekarang apa yang kami mohon kepada-Mu: Engkau telah memberitahukan kepada kami hal yang dipersoalkan raja."

Tidak kepada semua orang Tuhan menyingkapkan rahasiaNya. Hanya kepada orang yang tulus hati dan yang sungguh-sungguh mencari Dia. Maka dari itu setiap hari motivasi hidup kita harus terus diuji di hadirat Allah.


Tuhan Yesus Memberkati..

Selasa, 21 Mei 2013

Bukan Sekedar Orang Baik

Saya sangat tesentuh sekaligus sedih saat Mahatma Gandhi pernah mengatakan bahwa, "Sedikit lagi aku akan menjadi orang Kristen. Tetapi karena melihat perbuatan orang kristen, aku tidak mau menjadi Kristen."

Mahatma Gandhi berkata bahwa sedikit lagi ia akan menjadi orang kristen! Sedikit lagi! Mahatma Gandhi adalah salah seorang yang jenius dan visioner di mata saya, banyak sekali kebaikan-kebaikannya yang sangat mengisnpirasi hidup saya, saat membaca biografi kehidupannya.

Ia pernah berkata, Sedikit lagi aku akan menjadi Kristen, tetapi ia membatalkannya. Oleh karena pada waktu itu India sedang dijajah oleh Inggris. Ia melihat sendiri bagaimana tentara-tentara inggris memperkosa gadis-gadis India dengan sadis. Hatinya hancur berkeping-keping.

Karena itulah akhirnya Mahatma Gandhi menghabiskan seluruh hidupnya untuk kemanusiaan. Ia adalah orang yang sangat suka belajar dan membaca. Ia tahu bahwa Yesus adalah seorang nabi yang luar biasa. Bahkan, ia sendiri mengatakan bahwa Yesus ini adalah orang yang sangat luar biasa. Dan ia mau berguru pada Yesus, karena ia ingin menjadi seperti Yesus berjalan berkeliling dalam kesederhanaan dan menolong banyak orang yang menanti-nantikan seorang pembebas atau penebus bangsa mereka.

Keadaan itu sama seperti yang terjadi pada India saat itu. Karena itu Mahatma Gandhi bangkit untuk menolong India. Tetapi apa yang dilakukan oleh orang-orang yang bernotabene mengenal Yesus melakukan kekejian, hingga akhirnya Mahatma Gandhi memutuskan untuk mendirikan kebenarannya sendiri yang tidak akan dilupakan oleh orang-orang sebangsanya. Ia mendambakan kemerdekaan bangsanya.

Mahatma Gandhi tidak pernah memperoleh Nobel Perdamaian. Ia bahkan tidak memikirkan penghargaan yang seharusnya layak diterimanya. Benarlah pepatah yang mengatakan, "Lebih baik tidak menerima penghargaan, tetapi layak mendapatkannya. Daripada mendapatkan penghargaan tetapi tidak layak menerimanya."

Jika kita melakukan sesuatu dan berharap kita akan menerima terima kasih atau penghormatan, lebih baik kita melupakannya. Saya belajar dari apa yang dilakukan Yesus dan Mahatma Gandhi. Lebih baik saya tidak melayani bila saya masih mengharapkan untuk dihargai dan dilihat. Lebih baik saya keluar dan tidak melayani daripada saya "terbakar" dan "gosong" karena sakit hati dan akhirnya menjadi batu sandungan.

Seperti yang Lukas katakan dalam alkitab, "Ia (Yesus) baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterimakasih."
Kita menjadi orang baik bukan untuk masuk surga, tetapi supaya orang lain masuk surga karena kita.


Ibr 12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.



Tuhan Yesus Memberkati

Jumat, 22 Februari 2013

Ibu Impian

Aku pernah punya mimpi untuk memiliki seorang ibu impian. Namun mimpi itu rusak ketika kehadiran seorang ibu yang kuharapkan tidak seperti mimpiku

Bagiku ibu adalah seorang monster kejam yang bersembunyi di balik topeng seorang wanita berhati lembut.

Ibu adalah seseorang yang tidak pernah berhenti memukuli kepala dan mukaku tanpa ampun. Tidak heran bila ia menyeretku tengah malam hanya karena dia baru melihat aku membuat kotor mejanya saat aku masih kecil.

Kehadiran ibu adalah Neraka bagiku. Ia tidak pernah ada sewaktu aku kecil, setiap hari aku selalu hidup dalam ketakutan dan membenci diriku sendiri. Aku tidak pernah bisa menerima diriku sendiri karena ia tidak pernah berhenti menghina aku dan mengatakan bahwa aku selalu membawa kesialan baginya. Aku tidak memiliki masa kecil indah seperti yang dimiliki oleh teman-temanku. Aku bertumbuh dengan kebencian yang dalam akan diriku sendiri, aku memandang cermin dan tidak ingin melihat bayangan diriku yang memuakkan.

Ia selalu menuangkan kemarahannya padaku dan tidak pernah memujiku. Memaksaku belajar namun tidak pernah mengajariku. Pernah sekali ia mendaratkan tinjunya ke mukaku dan memukul mata kiriku hingga kabur dan separuh wajahku menjadi biru. Aku tidak pernah meminta mainan apapun dengan merengek-rengek. Aku tidak pernah minta sepatu baru atau baju baru, tetapi mengapa ia memukuliku seolah-olah aku menuntut sesuatu darinya.

Ternyata ibu yang aku mimpikan selama ini tidak lebih dari pada sebuah mimpi. Aku tahu aku tidak akan pernah mendapatkannya ataupun dikasihinya. Tidak pernah ada yang membelaiku atau memelukku saat aku sedang ketakutan. Tidak ada tempat perlindungan bagiku di dunia ini, semua orang bebas memperlakukan aku dan menghinaku sepuasnya karena di rumahku pun aku juga dihina dan tidak diinginkan. Bagiku, tidak ada satupun kenangan indah yang tersisa

Hingga suatu hari seorang teman yang sangat baik datang padaku dan berkata ada seorang ibu yang mau merawatku dan mengambilku menjadi anaknya sendiri. Namanya Roh Kudus, Ia sangat lembut dan baik hati. Ibu yang satu ini sangat tentram hatinya dan tidak pernah memukul dengan tangannya. Ia selalu memukul dengan perkataan yang penuh kasih dan kelemahlembutan. Ia sangat sabar dan lambat untuk marah.

Akhirnya aku berkata bahwa aku mau menerimanya menjadi ibuku. Ibu baruku berkata bahwa Ia telah mengenalku, bahkan sebelum aku ada dalam kandungan (Yer 1:5), kejadianku begitu dahsyat dan ajaib selama aku dalam kandungan (Maz 139:13-14), Ia menenun aku dengan kasih yang sangat besar dan Ia sangat menginginkan keberadaanku (Yer 31:3). Ia mengatakan bahwa segala pemberian yang baik berasal dari tanganNya (Yak 1:17).

Saat aku sedang tidur Ia bisa menghitung setiap helai rambutku (Mat 10:29-31) dan membisikkan bahwa aku bukanlah kecelakaan ataupun sebuah kesalahan (Maz 139:15-16 ). Ia membisikkan bahwa Ia bisa memberikan lebih dari yang dunia dapat berikan kepadaku dan damai yang Ia berikan tidak seperti yang dunia berikan (Mat 7:11). Ia berjanji akan memenuhi semua kebutuhanku karena aku adalah harta kesayanganNya (Kel 19:5).

Ia berjanji akan mengajakku melihat hal-hal yang besar dan yang tidak terselami (Yer 33:3). Ia bergembira saat aku gembira (Maz 37:4). Ia di sisiku saat aku patah hati (Maz 34:19) dan Ia juga yang menghapus segala air mataku dan mengangkat kesusahanku (Why 21:3-4). Ia datang untuk berada di pihakku dan tidak melawanku (Rm 8:31).

Ia membuatku percaya dan ku dipulihkan...
Kini aku mengampuni ibuku di dunia dan dimampukan untuk mengasihi dia dengan sepenuh hatiku..

Jika aku telah menerimaNya sebagai ibuku, maukah kau juga menerimaNya sebagai ibumu?

Tuhan Yesus Memberkati
*Disarikan dari kisah sahabat kecilku