Jumat, 30 Maret 2012

Mengasihi Musuh

Saya pernah berkenalan dengan seseorang yang amat sangat kasar menurut saya, baik kasar di dalam perkataannya dan perbuatannya. Ia memperlakukan semua orang semaunya dan sesuka hatinya, termasuk saya, tidak jarang ia juga mengumpat dan mengutuk. Seluruh perkataannya selalu merendahkan lawan bicaranya dan saya sendiri merasa ia sendiri tidak sadar kalau perbuatan dan perkataannya amat sangat menyinggung dan kasar.

Awalnya saya kesal sekali dengan perlakuan kasarnya, entah apakah ia pernah mempelajari sopan santun atau tidak dalam keluarganya;
Saya tahu ia adalah seorang kaya raya dan memiliki pabrik besar, tetapi ia tidak berhak memperlakukan semua orang sesuka hatinya. Saya sempat memikirkan perbuatan kasar dan jahatnya itu semalaman.

Dan akhirnya saya belajar dari seorang pemimpin besar bernama Yesus yang berkata bahwa kasih adalah perintah bukan perasaan. Kalau saya menyebut diri saya seorang kristen, inilah identitas saya, bahwa saya harus mengasihi musuh saya seperti yang telah Yesus lakukan. Yesus telah memberikan saya sebuah contoh untuk mengasihi musuh saya, berdoa baginya dan meminta berkat dari Tuhan untuk musuh saya.

Bukan dengan kekuatan saya tetapi karena Yesus memampukan saya menerima orang lain apa adanya dan karena Yesus telah mengasihi saya terlebih dahulu saat saya masih orang berdosa. Karena itu Yesus juga ingin saya meneruskan kasih yang telah saya terima kepada orang lain, terutama musuh saya.

Kasih tidak mementingkan diri sendiri dan egois dan itulah yang Yesus katakan.
Yesus memberikan saya satu contoh yang bagus, saat Ia disalibkan ia tidak memikirkan dirinya sendiri. Ia memandang ibunya dan berkata, "Yohanes, jagalah ibuku."
Ia memandang serdadu dan berkata, "Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu (sadar) apa yang mereka perbuat." Dan akhirnya saya sadar bahwa orang yang memiliki kasih adalah orang yang kuat. Ia bukan orang lemah karena sanggup menahlukan dan meletakkan keakuannya sebagai milik yang harus dipertahankan.

Saya yakin seseorang yang saya kenal menyebalkan itu tidak merasakan kemarahan saya. Dan saya akan lebih dirugikan karenanya. Oleh karena itu Yesus berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Yesus tahu bahwa saya tidak akan bisa menghadapinya sendirian oleh karena itu Ia menawarkan bantuan pada saya untuk datang kepadanya.

Saya berdoa bagi teman saya itu dan memohon supaya Tuhan memberkatinya. Saya kemudian berpikiran jernih dan saya beranggapan mungkin ia adalah orang yang tidak bahagia sehingga ia ingin membuat orang lain juga tidak bahagia atau mungkin ia adalah orang yang kepahitan sehingga juga ingin membuat orang lain menjadi kepahitan.

Apabila hari ini anda mengalami luka yang disebabkan oleh orang-orang yang bahkan mereka sendiri tidak sadar bahwa mereka telah melukai anda, ampunilah mereka. Karena mereka sendiri tidak sadar akan perbuatan mereka.
Tetaplah berdoa, bacalah firman agar pikiran anda dipenuhi janjiNya yang indah dan berbagilah dengan saudara seiman agar ia dapat berdoa bersama dengan anda untuk menopang anda dan bukan untuk gosip.

Jangan menyimpan ranjau dalam diri anda.
Kasihilah Musuhmu! Ya bisa! Anda bisa melakukannya!
Selamat mencoba dan janganlah menyerah...

Kamis, 29 Maret 2012

Ketika Cinta Menyatukan Kami Berdua

Aku dan John tengah dalam perjalanan menuju St. Louis Missouri. Kami sudah merencanakan pernikahan dan sudah mencari cincin kawin. John bahkan telah berbicara dengan orang tuaku. Segala sesuatu sudah ditetapkan meski kami belum resmi bertunangan.

Setelah naik ke dalam pesawat, aku mencari tempat duduk dan menyimpan tas dalam kabin atas. Pesawat terlambat berangkat, kami duduk menunggu dan melihat satu pilot keluar dari pesawat. Saat ia kembali, kami pun siap tinggal landas.

Sekitar dua puluh menit setelah terbang, kapten menginformasikan tentang ketinggian, cuaca, jam kedatangan dan namaku.

Apa? Apa betul barusan aku mendengar namaku disebut? Jantungku berdebar. Apa salahku? Apakah bawaanku tertinggal? Ada apa? Meskipun seribu pertanyaan memenuhi kepalaku, kapten itu melanjutkan kata-katanya.

"Perhatian kepada Lynette Baker, John Helms menanyakan, apakah kau mau menikahinya dan menjalani hidupmu bersamanya? Kalau engkau menerima, silahkan tekan tombol 'call' dan pramugari akan segera mendatangimu."

Jantungku berdebar kencang, sementara air mataku mulai merebak membasahi pipiku karena bahagia. Aku menatap John di sebelahku tanpa kata-kata. Mulutku seolah-olah terkatup erat-erat tidak tahu harus berkata apa, semua perasaan bercampur aduk menjadi satu, ketika ia mulai membuka kotak kecil berisi cincin. Jantungku seolah-olah seperti mau copot bahagia. Aku menarik nafas dalam-dalam dan sambil tersenyum aku berbisik, "Ya."

Ia memakaikan cincin di jariku dan kami berpelukan sementara para penumpang lain bertepuk tangan.
Tetapi tunggu aku diminta menekan tombol "call". Aku meraih tombol itu dan menekannya dan dibantu oleh tunanganku. Tiga orang pramugari datang dengan membawa sebotol sampanye.

Saat mendarat sang kapten kembali mengucapkan selamat kepada kami berdua melalui pengeras suara dan mendoakan kebahagiaan kami berdua.

John mengucapkan terima kasih kepada seluruh kru awak pesawat yang membantu rencananya terwujud dan kami baru tahu kalau pilot tadi keluar untuk mengambil sebotol sampanye.

Lynette Baker Helms

Satukan Kami

Gelas yang utuh akan dapat menampung air dan memberi minum pada setiap orang untuk melepaskan dahaga. Apa yang terjadi apabila gelas itu menjadi pecah dan bagian-bagiannya tercecer kemana-mana?

Ia tidak lagi bisa dipakai selain dibuang orang.

Demikian juga keutuhan sebuah keluarga. Saya belajar betapa pentingnya sebuah keluarga yang bersatu dan saling mendukung.
Saya pernah melihat salah seorang anggota keluarga yang menjelekkan anggota keluarganya yang lain. Saya pernah melihat seorang anak yang menghina ayahnya, seorang istri yang mencibir suaminya, seorang ayah yang memukuli anaknya di depan umum dan merasa seolah-olah itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri.

Yang saya ketahui bahwa saat kita merendahkan keluarga kita, kita sedang merendahkan diri kita sendiri di hadapan orang lain. Belajarlah untuk tidak mendiskusikan masalah atau kejelekan keluarga anda sendiri di depan umum. Hal ini sangat tidak pantas dilakukan.

Mungkin sikap atau karakter dan kebiasaan suami atau orang tua atau anak kita tidak menyenangkan tetapi itu adalah tugas anda untuk memperbaikinya dan memberikan contoh yang baik kepada mereka.
Tahukah anda bahwa seorang anak meniru tingkah laku dan perangai orang tuanya sendiri. Mereka mengcopy segala tindak tanduk ayah dan ibu mereka dan akan menularkannya pada anaknya sendiri di masa depan.

Apabila orang tua mereka adalah sosok yang stabil bersyukurlah paling tidak anak itu boleh bertumbuh dengan kematangan emosi sejak dini, meski pergaulan dan teman-temannya tetap harus dikenali orangtuanya. Paling tidak ia telah mendapatkan pengasuhan yang baik dari dalam rumahnya terlebih dahulu.

Demikian juga dengan orang tua kita, mereka adalah produk masalalu dari orang tua mereka.
Apabila mereka bersalah atau terlihat kolot dan pikiran kita lebih maju dibandingkan mereka, lakukanlah hal ini:
  1. Hormati posisi mereka, itu saja yang perlu anda lakukan.
  2. Anda harus maklum dengan pola pikir mereka dan sikap mereka.
  3. Anda menaburnya dan anda akan menuainya. Anda menabur kasih sayang pada orang tua anda dan maklum pada keberadaannya, anda pun akan bahagia di masa depan. Memang ada beberapa anak yang tidak hormat pada orangtuanya menjadi semakin kaya dan panjang umur, tetapi percayalah hidup mereka tidak bahagia.

Membangun sebuah keluarga yang bersatu dan bahagia bukanlah untuk seorang pengecut, tetapi untuk seorang pemberani. Dibutuhkan pengorbanan untuk menjaganya tetap harmonis.

Anda bisa mengubah sikap anda yang kurang baik dan yang mungkin bagi anda tidak memuaskan. Apabila pergaulan anda menjerumuskan anda pada kebiasaan yang buruk anda bisa meninggalkannya dan mulai mencari komunitas yang baik di mana anda dapat merasa lebih bahagia berkumpul bersama mereka.
Seperti tidak berkumpul dengan pencemooh, penggosip atau orang yang suka menjelekkan orang lain atau yang senang melihat orang lain jatuh. Saya sarankan pilihlah komunitas rohani, paling tidak mereka menjaga hidup dan perkataan mereka.

Apabila pergaulan anda seperti rekan kantor yang mau tidak mau anda harus berkumpul dengan mereka dan meninggalkan mereka berarti meninggalkan pekerjaan anda. Anda tidak perlu melakukannya, anda harus memiliki sebuah komunitas lain di luar dunia kerja anda seperti komunitas kerohanian atau komunitas spiritual sehingga hidup anda boleh balance atau seimbang.

Berkumpullah bersama dengan orang-orang yang bisa membawa hidup anda lebih maju dan bertumbuh ke atas.

Seseorang tidak perlu dipaksa untuk menceritakan keluarga mereka, ia akan membanggakan keluarganya dengan sendirinya karena setiap anggota keluarganya tampil apa adanya dan saling memberi contoh yang baik.

Apabila keluarga anda saat ini terpecah belah, satukan mereka!


Mulailah dengan satu langkah kecil, yaitu:
  1. Hindarilah pertengkaran soal hal-hal sepele, seperti gara-gara baygon anda mengorbankan keharmonisan keluarga anda demi memuaskan amarah anda. Kerap kali masalah yang timbul dalam keluarga bukanlah masalah serius, semua masalah yang timbul hanya karena hal sepele. Dan kebanyakan orang salah dalam bersikap dengan lebih memilih menghancurkan keluarga mereka dibandingkan melepaskan ego mereka. Hanya seorang pemberani yang sanggup melepaskan egonya, dia bukan orang yang lemah tetapi orang yang kuat, sangat kuat!
  2. Mengubah gaya bicara anda dengan nada yang penuh kasih dengan sesama anggota keluarga. Belajarlah! Karena hal ini dilatih dan tidak terjadi begitu saja dan bertahanlah dalam latihan itu.
  3. Gantilah atau tambahlah komunitas pergaulan anda dengan pergaulan yang sehat dan baik. Supaya saat anda jenuh atau menjadi negatif dan anda bertemu komunitas baik anda, anda kembali menjadi positif dan kuat melanjutkan perjalanan. Pilihlah komunitas rohani.
  4. Menunjukan bahasa kasih, seperti pelukan kepada istri atau anak atau ciuman hangat.
  5. Anda tahu bagaimana melanjutkannya, seperti nonton bersama, berlibur atau minum segelas coklat panas bersama keluarga.
Untuk mencoba langkah-langkah di atas dibutuhkan keberanian untuk meletakkan segala ego anda dan menunjukkan kerendahan hati. Dan saya percaya anda sanggup melakukannya.
Saat anda berhasil melakukannya saya mengucapkan selamat datang dalam masa depan yang cerah karena anda sudah berhasil menyelamatkan generasi anda selanjutnya.

Selamat mencoba dan berbahagialah bersama keluarga anda.

Rabu, 28 Maret 2012

Apakah Rumah Tanggaku Baik-baik Saja???

Prinsip-prinsip kepemimpinan dan prinsip-prinsip hidup seseorang akan semakin jelas terlihat dari kehidupan pribadinya. Ada begitu banyak pemimpin dan orang-orang hebat yang sangat dihormati di dalam perusahaan namun kehilangan hormat pada saat di dalam rumahnya.

Saya sangat terenyuh dan merasa kasihan melihat hal yang demikian. Dahulu saya berpikir bahwa seorang yang hebat di dalam perusahaan pastilah adalah seorang ayah atau suami yang hebat di dalam rumahnya.
Namun, prasangka saya salah setelah melihat banyak orang-orang sukses menjadi bangkrut pada saat perusahaannya berpindah ke tangan anaknya.

Seseorang yang menjadi pemimpin di perusahaan harusnya juga mampu menjadi sosok pemimpin di rumah, anak-anaknya berbahagia menyebutnya ayah dan istrinya sangat puas dengan kepemimpinan suaminya, itulah yang saya dambakan terjadi pada hidup banyak pemimpin-pemimpin pria.

Dan akhirnya saya menemukan bahwa kepemimpinan yang sejati adalah kepemimpinan yang dimulai dari dalam rumah. Saya sangat percaya pada orang-orang yang mampu memimpin di rumahnya adalah orang yang juga akan mampu memimpin perusahaannya dan orang-orang di bawahnya, termasuk keluarga dan anak buahnya.

Saya tidak sedang membicarakan jumlah aset dan kekayaan. Ia bisa saja hanya seorang karyawan biasa di kantornya, tetapi seorang ayah dan suami yang sangat hebat di rumahnya.
Seorang ayah dan suami yang sukses bukanlah seorang ayah yang kaya dan punya jabatan tinggi, tetapi adalah seorang ayah yang anaknya berkata: "Aku mau menjadi seperti ayah." atau "Aku mau punya suami seperti ayah."

Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang dapat anda kaji lebih lanjut bersama dengan istri atau suami anda di rumah atau juga bagi anda yang sedang mempersiapkan pernikahan atau bagi anda yang sedang menjalani hubungan serius dengan pasangan anda yang nantinya dapat anda kaji bersama setelah anda menikah :

  1. Dalam skala 0 sampai 10, seberapa puaskah anda dengan hubungan yang anda jalani saat ini? Berikan nilai 10 jika keinginan anda untuk bersama masih sangat besar. Dan berikan nilai 0 apabila hubungan itu sudah mati dan anda lebih suka menyeterika pakaian dan memilih untuk membersihkan rumah daripada bersama dengan orang ini. Bantu memori anda dengan mengingat setiap pengalaman anda bersama dengan dia. Tugas anda adalah untuk mendapatkan nilai 10.
  2. Kemudian jelaskan nilai 10 yang anda dapat? Jika anda tidak dapat menjelaskannya, anda tidak bisa menciptakan nilai 10 itu. Karena nilai 10 ini memiliki 2 sisi yaitu antara kenyataan dengan yang di benak anda.
  3. Jika nilai yang anda dapatkan tidak sesuai dengan nilai yang anda inginkan. Anda harus membicarakannya dengan pasangan anda! Jika tidak selisih ini akan semakin membesar.

Anda bisa menyusun makan malam yang romantis dan mulai membicarakannya dalam suasana yang hangat. Membicarakan hubungan dengan pasangan sangatlah sensitif apabila dibahas dalam keadaan tegang dan dalam situasi yang panas. Pembicaraan ini akan berujung bahagia apabila dibicarakan pada saat yang rileks dan tanpa tekanan seperti makan malam, berkencan atau berlibur.

Untuk menjawab 3 pertanyaan di atas dibutuhkan keberanian untuk berkata jujur.
Untuk dapat mencapai angka 10 tersebut anda dan pasangan anda harus menetapkan misi keluarga yang bukan hanya anda tulis dan tempelkan di dapur rumah anda tetapi anda harus berkomitmen untuk melakukan misi keluarga anda bersama hingga terealisasikan.

Saya dan suami saya telah berkomitmen untuk:
1. Menjadi diri kami sendiri.
2. Saling memberikan contoh yang baik satu sama lain
3. Tidak mengutamakan ego kami
4. Saya melayaninya dan menjalankan tugas-tugas saya sebagai istri
5. Dan keinginannya untuk mengajak saya beranjak tua bersama

Bagaimana dengan misi keluarga anda?
Selamat menemukan pengalaman baru bersama pasangan anda..

Misi Keluarga Kami

Saya sangat terberkati dengan sebuah tulisan di sebuah rumah saat kami (saya dan suami) sedang pergi bertamu ke rumah seorang teman.
Di rumah itu ada sebuah tulisan;

MISI KELUARGA KAMI

Dengan kehadiran Tuhan di tengah-tengah kehidupan dan rumah kami, misi keluarga kami adalah untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mengayomi, yaitu:
  1. Menghargai  perbedaan masing-masing anggota keluarga.
  2. Tidak egois. 
  3. Hubungan yang didasari kasih sayang dan saling memberi contoh yang baik.
  4. Mengembang komunikasi yang terbuka serta menunjukkan perhatian.  
  5. Menciptakan perbedaan yang positif dan menyenangkan di dalam diri kami dan lingkungan luar.
Sepulang dari bercakap-cakap dengan keluarga mereka, kami berinisiatif dan bertekad untuk membuat tulisan yang akan menjadi misi bagi keluarga kami, sehingga misi itu boleh mengingatkan kami hari demi hari untuk tetap berjalan menuju sasaran yang jelas.

Semoga anda pun juga terberkati...