Selasa, 31 Juli 2012

Pemalas Selalu Berakhir di Tempat yang Tidak Mereka Inginkan


Banyak orang ngga bisa maju bukan karena nasib, bukan karena kutuk tetapi karena malas. Banyak orang mempunyai karunia hebat dan bakat yang luarbiasa tapi malas.

Kita bisa punya seribu satu macam alasan untuk tidak melakukan ini dan itu. Banyak orang tidak mendapatkan berkat karena tidak mau rajin. Minta Tuhan yang bekerja tapi dia sendiri tidak mau berbuat apa-apa.

Amsal 12:24 berkata, “Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa.“  Anda bisa melihat kisah Yusuf dalam alkitab. Orang rajin mau ditaruh di mana pun pasti jadi berkat, sekalipun dalam penjara. Tapi orang malas mau ditaruh di mana pun pasti selalu jadi batu sandungan, sekalipun di posisi bos.

Tuhan tidak akan pernah memberkati pemalas. Kemalasan selalu menimbulkan kantuk anda dapat membacanya dalam kitab amsal. Terlalu kalau Tuhan sampai bilang, “Hai pemalas! Belajarlah pada semut.” Kita disuruh belajar pada binatang, memalukan sekali bila hari gini anda masih bermalas-malasan sementara banyak orang sedang berlari mengejar mimpi mereka.

Jangan punya banyak alasan untuk tidak maju! Saya tidak bisa maju karena papa mama saya bercerai, saya tidak bisa maju karena masa lalu saya terlalu kelam, selalu punya sifat mengasihani diri sendiri, self pity yang terlalu tinggi. Atau berkata, terang aja dia maju cantik banyak yang bantu. Bukan masalah cantik atau jelek, orang kalau IQ tinggi tapi malas juga percuma.

Hidup kita tidak ditentukan oleh seberapa tinggi IQ kita, tetapi dari kerajinan kita. Pinter tapi malas juga buat apa? Tangan orang rajin akan selalu memegang kekuasaan, seperti Yusuf yang berangkat dari seorang budak menjadi penguasa di tanah mesir dan semua orang menyayangi dia.

Amsal 13:4 berkata, ”Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.” Orang malas itu hatinya cuma pingin ini, pingin itu tapi sia-sia, tidak akan pernah mendapatkan apa-apa dan akan selalu berakhir di tempat yang tidak mereka inginkan.

Orang yang rajin pasti tidak banyak bicara, tidak ada waktu untuk ngomong, tangannya kerja terus. Orang yang rajin pasti akan berbuat dulu, kerja lebih dulu baru bersyukur terus bicara. Orang yang banyak bicara biasanya malas.

Suami itu paling benci istri malas – saking aja tidak mau ngomong. Suami lihat istri malas, meskipun cantik, tapi malas urus rumah, malas urus anak, malas urus suami, paling semangat aja kalau minta duit, bersungut-sungut, komplen.
Cowok seganteng apapun kalau malas jangan dinikahi. Secantik apapun kalau malas percuma, setiap dikasi tugas makan hati.

Seringkali janji Tuhan belum dipenuhi dalam hidup kita karena kita malas melakukan bagian kita, tanggung jawab kita dan tugas kita. Kemalasan adalah bibit kemunduran.
Orang hebat tapi malas pasti mundur, keluarganya mundur. Seperti kelinci yang tertidur dalam perlombaan melawan kura-kura, akhirnya kura-kura yang menang.

Ada 6 Ciri-ciri orang malas:
  1. Tidak bisa mengatur waktu, kelihatannya saja sibuk padahal doing nothing. Lakukanlah sesuatu yang berguna dan membangun, bukan sesuatu yang mendesak baru dikerjakan.
  2. Orang yang tidak menyelesaikan apa yang dia mulai. Idenya banyak sekali, bagus-bagus malah. Tetapi begitu tantangan berdatangan langsung bilang, “Ini bukan dari Tuhan.” Amsal 19:24 berkata, “Si pemalas mencelup tangannya ke dalam pinggan, tetapi tidak juga mengembalikannya ke mulut.” Orang malas bisa memulai, dia celupkan tangannya ke pinggan, tetapi tidak bisa menyelesaikannya. Orang yang malas akan selalu menjadikan tantangan sebagai alasan untuk tidak maju.
  3. Orang yang menunda-nunda pekerjaan. Amsal 20:4 berkata, “Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa.” Semua orang pada membajak tetapi dia menunda-nunda pekerjaan, waktu yang lain sudah panen dan bergembira dia akhirnya masih kerja paksa.
  4.  Tidak mau belajar, memulai sesuatu yang baru bukanlah hal yang mudah apalagi kalau sudah biasa malas. Daging akan selalu lebih memilih untuk tidur sedangkan roh akan menuntut untuk pengorbanan.
  5. Mencari-cari alasan. Orang yang malas adalah orang yang paling ahli soal mencari alasan. Kadang orang lain sampai males kasih nasihat karena paling pinter cari alasan untuk tidak mengerjakan sesuatu. Amsal 22:13 berkata, “Si pemalas berkata: "Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan."
  6. Merasa diri yang paling benar. Iya karena kan begini, saya kan begitu. Amsal 26:16 berkata, “Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.”

Pemalas akan menanggung akibat pada saat akhir hidupnya dan menyesali keadaannya dan tahun-tahun hidupnya yang terbuang percuma. Sementara orang-orang lain telah menuai jerih lelah mereka.

Tuhan Memberkati...

Senin, 30 Juli 2012

Pondasi Rumah Tangga


Pondasi rumah tangga berbicara mengenai bagaimana kita berjuang bersama-sama. Apabila pondasi ini tidak seimbang dan hanya salah satu pasangan yang berjuang sedangkan yang satunya hanya menuntut maka akan terjadi kepincangan dalam rumah tangga tersebut.

Yang satu akan menghancurkan dan menghambat yang lain. Berhentilah menuntut! Dan mulailah berpikir apa yang bisa saya lakukan untuk mendukung dan mencintai suami saya dengan sepenuh hati.

Esensi sebuah rumah tangga adalah bagaimana kita berjuang bersama-sama mencapai tujuan kita. Rencana yang dibangun berdua tetapi satu orang yang bekerja, maka bisa dibayangkan seperti seorang pelari yang berlari sambil menyeret kakinya karena ada beban yang sangat berat yaitu pasangan mereka yang tiada habisnya mengkritik dan memojokkan pasangannya. Bayang-bayang istri yang mengintimidasi membuat para suami berjalan sambil menyeret-nyeret – kasihan sekali suaminya :(

Saya percaya pada saat suami istri bahagia dan kompak, berkat akan datang dengan sendirinya. Berkat tidak akan datang di tengah-tengah pertengkaran dan perpecahan. Konsep pernikahan  adalah bukan untuk menjadi bahagia dan bebas masalah, melainkan untuk membangun sesuatu yang berguna bersama-sama.

Tuhan mau mengukir keberhasilan dalam pernikahan kita, karena itu belajarlah untuk mengerti dan memaklumi kelemahan pasangan anda. Karena itu memang sebaiknya anda menemukan kemiripan dalam diri pasangan anda dan jangan terlalu berlawanan karena akan semakin banyak ketidakcocokan.

Banyak pasangan menjadi tidak puas dengan uang dan akan selalu kurang, kurang dan kurang. Rasa puas dimulai dari dalam, yaitu anda harus puas dengan diri anda sendiri supaya anda juga bisa menghargai pasangan anda.

Amsal 14:29 mengatakan, “ Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.“ Orang yang sabar pasti besar sekali pengertiannya. Kita harus mau belajar untuk mengerti pasangan kita dan jangan menuntutnya terlalu banyak.

Kasih seharusnya memberi dan bukan mengambil. Love must be give not take.

Saya teringat dengan satu kisah di mana, ada seorang suami yang sangat penyayang dan baik tetapi istrinya selalu tidak berhenti mengomelinya dengan berbagai macam alasan. Papa enak pulang makan, nonton tv, mama dari pagi bersihin rumah dan mengasuh anak.

Tanpa banyak bicara akhirnya suami yang lelah dari kantor ini membuat sendiri kopinya dan membantu istrinya menjaga anak mereka yang masih balita.

Setiap hari istrinya selalu meneleponnya dikantor sambil marah-marah dan membentak-bentak suaminya, padahal suaminya sendiri sudah cukup stress dengan pekerjaannya dan deadlinenya. Tetapi sang suami tidak banyak berbicara dan melakukan kehendak istrinya.

Hingga suatu hari dipuncak masalah pekerjaannya yang semakin menekan, sang istri tiba-tiba menelepon suaminya sambil memaki-maki. “Iya, ma… Sabar nanti uangnya papa transferkan, ya?”

Setelah meletakkan teleponnya dan hendak mentransferkan uang istrinya, tiba-tiba sang suami merasakan nyeri hebat di dadanya dan langsung tidak sadarkan diri. Temannya akhirnya membawanya ke Rumah sakit dan ia meninggal dalam perjalanan.

Sang istri segera berlari ke rumah sakit sambil menangis. Ia menggoncang-goncang tubuh suaminya yang sudah tidak berdaya sambil berurai air mata, “Pa, bangun pa! Siapa yang nanti akan mengurus aku dan menyayangiku!” Teriakannya tidak akan bisa menghidupkan  kembali suami tercintanya.

Temannya bercerita bahwa ia memiliki suami yang hebat. Seringkali teman-temannya mengajaknya keluar makan siang, namun ia selalu menolak dengan alasan ia sudah membawa bekal buatan istrinya. Kadang kami melihatnya tidak makan dan ia menjawab, “Bagaimana mungkin aku bisa makan enak dan tertawa sedangkan anak istriku dirumah dan makan apa adanya. Aku harus menabung demi anak dan istriku. Aku tidak bisa melihat mereka menderita.”

Temannya tiba-tiba mengeluarkan sebuah surat yang berisi, bahwa suaminya telah membuat sebuah CV atas nama anaknya. Ia sudah menabung dan membuatkan perusahaan untuk anaknya kelak.

Perkataan temannya itu membuat hati sang istri semakin terenyuh dan hancur. Hingga dalam suratnya sang istri menulis, “Karena akulah suamiku meninggalkan aku selamanya. Ia tidak pernah berbuat jahat padaku, namun aku telah membunuhnya. Jangan pernah anda melakukan hal seperti yang aku lakukan pada suamiku. Bahkan air mata darahpun tidak akan bisa mengembalikan suami tercintaku dalam pelukanku. Kisahku adalah sebuah pelajaran berat yang harus aku kecap dan kini aku harus membesarkan anakku seorang diri tanpa kehadiran papanya yang luarbiasa baik itu.”

Teman-teman, berpikirlah sebelum bertindak. Saya pun tidak pernah akan tega membayangkan diri saya melukai hati suami yang amat sangat mencintai saya dan yang menerima saya apa adanya. Sepanjang hidup saya, baik di abad manapun, di dinasti manapun saya tahu, saya tidak akan pernah menemukan lagi pria seperti dirinya. Bagaimana dengan anda?

Kuasa Dibalik Persatuan


Persatuan adalah unsur yang sangat penting dalam hidup kita, dimanapun kita berada. Tanpa persatuan tidak ada otoritas. Rumah tangga yang tidak bersatu tidak akan ada otoritas dan orang lain tidak akan ada yang respek. Sehingga serangan dapat dengan mudah masuk dan menghancurkan keluarga tersebut karena mereka enggan bersatu. 

Gereja yang tidak bersatu tidak akan ada otoritas, “Aku yang diserahi tugas, dia yang terima kemuliaan.” Bukan masalah siapa yang menerima kemuliaan atau pujian, tetapi mengenai bagaimana kita bisa mencapai visi Tuhan bersama.  

Kita harus bisa saling menerima satu sama lain. Sehingga pada akhirnya kita mengerjakan visi Tuhan dan bukan ribut sendiri dengan sesama anggota keluarga kita atau rekan sekerja. Jangan pernah mendengarkan suara yang membimbing kita pada perpecahan.

Banyak orang ketika kecewa dengan pemimpin dan orang tuanya, merasa tidak perlu lagi menghormati dan taat pada mereka, sehingga akhirnya banyak dari mereka menjadi anak yatim yang tidak memiliki ayah yang mementori hidup mereka dalam mengambil keputusan. Sehingga hal yang demikian akan menimbulkan perpecahan dan kutuk akan turun ke atas keluarga atau gereja yang tidak bersatu.

Banyak orang terlalu dipengaruhi oleh bagaimana orang lain memperlakukan mereka, kita sudah berbuat baik tetapi malah diserang. Ingatlah identitas kita, jangan rendahkan diri kita dengan membalas mereka. Hati yang besar mampu menerima orang lain dan itulah yang akan membuat kita dihormati.

Seburuk apapun keluarga anda merekalah yang akan menjadi satu-satunya pihak yang akan melindungi anda pada saat anda dalam bahaya, paling tidak itulah keluarga anda selemah apapun mereka. Rendah hatilah dan belajarlah bersatu dengan keluarga anda

Tuhan Memberkati...

Siapa yang Mempengaruhi Kita?

Hidup kita seharusnya dipengaruhi oleh keputusan kita dan bukan oleh situasi yang membuat kita salah mengambil keputusan. Karena itu lebih baik bagi kita bila kita tidak hidup mencampuri urusan orang lain.

Saya terinspirasi dengan 1 Timotius 5:13, "Lagipula dengan keluar masuk rumah orang, mereka membiasakan diri bermalas-malas dan bukan hanya bermalas-malas saja, tetapi juga meleter (ngomongin orang) dan mencampuri soal orang lain dan mengatakan hal-hal yang tidak pantas."

Keluar masuk rumah orang seperti orang yang tidak punya kerjaan hanya untuk ngomongin orang lain dan pingin tahu saja urusan orang lain seringkali membuat kita tidak bisa bahagia.

Banyak orang terlalu fokus untuk mengubah orang lain dan bukan dirinya sendiri. Kita jengkel dengan pekerjaan, teman, anak, suami dan banyak hal. Sibuklah mengubah diri anda sendiri sebelum mengubah orang lain.

Mata yang indah adalah mata yang selalu melihat hal-hal yang baik dalam diri seseorang. Jika kita ingin memiliki mata yang indah, kita harus belajar untuk melihat hal-hal yang baik di sekeliling kita dan bukan kejelekan dan kelemahan orang lain.

Mulut yang indah adalah mulut yang selalu mengatakan perkataan-perkataan yang baik dan yang membangun di manapun ia berada. 

  1. Setiap kita akan menuai apa yang kita tabur dan kita tanam karena itu jangan mau tahu urusan orang lain. Jangan hidup di masa lalu dan selalu melihat kejelekan dalam diri orang lain, buang semuanya itu dan mulailah memulai suatu kebiasaan yang baik dalam hidup anda. Hidup kita tidak ditentukan oleh kesuksesan di masa lalu atau kegagalan di masa lalu, tetapi ditentukan oleh apa yang kita kerjakan hari ini. 
  2. Hari esok memiliki kesukarannya sendiri dan hari esok kita Tuhan telah memegangnya. Manusia hanya bisa merencanakan tetapi Tuhan yang menentukan arah langkahnya, jadi untuk apa kita menjadi stres akan hari esok. Rencanakan yang terbaik, selanjutnya serahkan segalanya pada Tuhan dan kita akan mengerjakannya sebaik-baiknya. Jangan lagi dipenuhi kekuatiran, bimbang dan ketakutan karena itu semuanya bukanlah berasal dari Tuhan.Kalau hari ini kita telah memberikan yang terbaik, maka esok akan menjadi hari yang lebih baik lagi bagi kita.
  3. Belajar untuk menjadi pendengar yang baik. Dengarkan segalanya sampai selesai dan belajarlah menjadi orang yang bijaksana, meskipun perkataan yang anda adalah kritikan untuk membangun anda atau teguran - kalau perkataan negatif yang menjatuhkan anda saya tidak menyarankan anda untuk mendengarnya.
  4. Belajar rendah hati. Orang yang sombong hidupnya pasti lelah. Dari rumah sampai kantor semua orang dianggap bodoh dan diajak ribut. Belajarlah untuk tidak menjadi mudah frustrasi, anda pasti bisa menyiasatinya. Jangan biarkan frustrasi merusak dan mengatur hidup anda.
  5. Hitunglah berkat anda. Bukan dari apa yang belum anda miliki, tetapi dari apa yang telah dipercayakan pada anda hingga saat ini dan percayalah Tuhan akan menambahkannya lebih banyak lagi bila anda dapat dipercaya. Segala sesuatu yang dikumpulkan dengan penuh ucapan syukur akan membuat hidup anda menjadi lebih indah.
Tuhan Memberkati...

Mulut Bisa Membawa Kita Pada Masalah Besar


Seringkali promosi, rencana menjadi gagal hanya karena salah bereaksi. Seringkali mulut yang kasar mengagalkan rencana Tuhan sehingga banyak sekali berkat-berkat Tuhan yang terlewat hanya karena mulut yang kasar.

Salah seorang teman saya sedang membutuhkan pekerjaan. Karena kasihan akhirnya saya berusaha untuk membantunya dengan menanyakan ke hampir semua teman saya untuk membantunya mencari pekerjaan. Salah seorang teman saya akhirnya setuju untuk membantunya memberikan pekerjaan.
Tanpa disangka-sangka, suatu hari mereka berdua bertemu dan teman saya yang sedang membutuhkan pekerjaan itu tiba-tiba mengeluarkan suatu perkataan yang menyinggung teman saya, sehingga akhirnya membuat teman saya membatalkan keinginannya untuk memberinya pekerjaan. Sehingga akhirnya sampai sekarang teman saya masih menunggu pekerjaan.

Anda melihat sendiri kan bahwa mulut kitalah yang membawa kita pada masalah besar. Banyak dari kita hingga sekarang tidak mengalami kemajuan dan terobosan karena mulut kita sendiri. Hal kecil ini yaitu menjaga mulut bisa membawa kita pada berkat yang luar biasa dan tidak disangka-sangka.

Ada 3 tipe mulut yang bodoh:
  1. Mulut yang menyerang pribadi orang lain atau menghakimi. Selalu menjelekkan orang lain dan merasa bahagia dan bangga bisa menjatuhkan orang lain. Apa yang anda katakan tidak menentukan seperti apa mereka, tetapi menentukan seperti apa anda. Kontrol harus ada di mulut kita terlebih dahulu. Dengan merenungkan firman Tuhan setiap hari dapat melatih mulut kita menjadi lebih bijaksana.
  2. Orang yang bodoh bicaranya. Tuhan tidak bisa memberkati mulut yang penuh dengan gosip dan fitnah. Pengangguran selalu banyak bicara dan bodoh semua perkataannya. Oleh karena itu carilah kesibukan. Saya percaya orang yang sibuk tidak punya waktu untuk bergosip dan banyak bicara.
  3. Orang yang bocor mulut. Sekali rahasia biarlah selamanya tetap rahasia. 
Saya percaya dengan menjaga hal kecil satu ini yaitu mulut dengan berpikir dahulu sebelum mengatakan sesuatu akan membuat hidup anda jauh lebih bahagia. Lakukan hal kecil ini dan hal kecil ini akan memberikan pengaruh yang sangat dahsyat pada diri anda dan orang lain.
Tuhan Memberkati...