Rabu, 10 Agustus 2011

Home Sweet Home (Story - Kekuatan Kata-Kata di dalam Rumah)

Saya pernah mendengar sebuah cerita yang amat sangat memilukan yang menimpa sebuah keluarga.

Kezia adalah seorang gadis kecil berusia 4 tahun. Ia memiliki ibu yang amat sangat menyayanginya dan seorang ayah yang sangat pemarah dan tempramental.

Suatu kali ayah Kezia pulang dalam keadaan marah besar dan melampiaskan kemarahannya dengan memukuli Kezia habis-habisan dan tanpa ampun. Kezia menjerit dan memohon supaya ayah menghentikan pukulannya, namun pukulan itu semakin menggila menghujani seluruh tubuhnya.

Entah apa yang sedang terlintas di pikiran ayah saat itu, sehingga ia begitu amat sangat membenci Kezia.

Selesai ayah memukulinya, ibu berlari dan memeluk Kezia sambil menangis.

"Mana yang sakit, nak? Mana yang sakit?"  kata ibu sambil meraba lengan dan paha kezia yang merah padam akibat pukulan ayah.

"Tidak, bu... Kezia tidak apa-apa." Kata Kezia pelan sambil menangis.

"Badan Kezia tidak sakit, bu...Tapi hati Kezia sakit,bu... "

Saya sudah begitu banyak mendengar kisah tragis yang menghancurkan sebuah rumah tangga hanya karena emosi dan amarah yang tidak terkendali.

Orang tua yang selalu berteriak dan memaki anak-anaknya. Kutukan demi kutukan mematikan dilontarkan melalui mulut yang sama yang digunakan untuk menyembah Tuhan. Yang saya tahu, perkataan bisa lebih tajam dari pedang bermata dua mana pun di dunia dan melukai lebih ampuh dibandingkan luka fisik. Dan mungkin tidak akan pernah sembuh selamanya.

Sederhana sekali bila anda ingin menghancurkan seseorang, anda hanya perlu melukai hatinya dengan kata-kata, bahkan kata-kata dapat membuat seseorang tidak lagi bisa bangkit berjuang menghadapi kehidupan ini dan memilih untuk bunuh diri.

Di satu sisi, saya melihat seorang oma yang ditinggalkan  di sebuah tempat rehabilitasi stroke oleh keluarganya tanpa pernah dijenguk selain iuran bulanan yang mereka bayarkan. Suatu hari sang oma dipaksa menandatangani surat penjualan 3 buah rumah mewahnya oleh anak kandungnya sendiri.

Saya berpikir, entah apa yang dilakukan oleh anak perempuannya sehingga ia tega sekeji itu menjual hasil jerih payah oma selama puluhan tahun dan mengambil semua warisannya juga deposito banknya. Seolah-olah anaknya tidak berbelas kasihan lagi pada oma dan bahkan membuangnya jauh. Hatinya sedingin es sehingga tidak lagi mempedulikan oma.

Saya yakin pada hukum sebab akibat, tidak ada api tanpa asap. Andalah yang menciptakan monster itu. Anda turut ambil bagian dalam pembentukan karakter seorang anak, karena kita tahu pendidikan karakter dan mental berasal dari pengasuhan keluarga dan bukan sekolah. Apa yang anda tabur, itulah yang akan anda tuai.

Anda menabur kebencian, anda akan menuai permusuhan, kepahitan dan dendam. Anda menabur cinta, perlindungan, ketekunan dan kebijaksanaan anda akan menuai keberhasilan dan kebahagiaan bagi diri anda sendiri melalui pribadi anak anda. Anak adalah sebuah investasi di masa depan, Ia bisa menjadi malaikat yang akan melindungi anda atau malah menjadi monster yang akan menghancurkan anda.

Saya percaya untuk menciptakan home sweet home atau rumah tangga yang harmonis dan bahagia dibutuhkan suatu perjuangan dan pengorbanan, entah itu korban waktu, uang bahkan perasaan kita sendiri.

Seseorang yang memiliki hati yang selalu dikuasai kasih Allah akan berusaha memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang mereka kasihi, walau itu menyakitkan bagi diri kita sendiri. Tetapi, seseorang yang masih dikuasai oleh keegoisan akan mengambil lebih banyak untuk dirinya sendiri dan mengorbankan orang lain.

Kata-kata memegang kekuatan yang luar biasa di dalam rumah anda. Jadi berhati-hatilah dengan segala ucapan anda.

Berusahalah menahlukkan ego anda dengan meminta maaf terlebih dahulu apabila anda telah melakukan kesalahan atau melukai hati seseorang yang anda kasihi.

6 komentar:

  1. Ya kan ga semuanya terbentuk dari tabur tuai aja, sapa tau kena pergaulan dari lingkungan yang ga bener semuanya bisa berubah gitu ...

    BalasHapus
  2. Benar sekali... Seseorang bisa memilih pergaulan yang baik atau buruk juga berdasarkan pola pengasuhan dari keluarga.. :)

    BalasHapus
  3. makanya anak itu perlu dikurung dalam rumah wkwkkw
    ato diikuti dia maen sama sapa saja ^^ hahaha parno mode on

    BalasHapus
  4. La terus anakmu kuper kayak dirimu piye wkwkwkwkwk... anak tu ngga perlu dikekang dan di awasi terus, yg perlu kita awasi teman-temannya dan dg siapa dia bergaul wkwkwkwkwkwk

    BalasHapus
  5. aq kan ga kuper buktinya saya punya cwe wkwkkwkw

    BalasHapus
  6. wkwkwkwkwkwk... iya kuper kok, nonton bioskop ngga pernah sama sekali wkwkwkwk,mahu (manusia hutan)wkwkwkwkwk peace peace.. Ki opo2 an to... wall ku kotor kabeh iki dicoret2 agoeng wkwkwkwk

    BalasHapus