Kamis, 29 Maret 2012

Ketika Cinta Menyatukan Kami Berdua

Aku dan John tengah dalam perjalanan menuju St. Louis Missouri. Kami sudah merencanakan pernikahan dan sudah mencari cincin kawin. John bahkan telah berbicara dengan orang tuaku. Segala sesuatu sudah ditetapkan meski kami belum resmi bertunangan.

Setelah naik ke dalam pesawat, aku mencari tempat duduk dan menyimpan tas dalam kabin atas. Pesawat terlambat berangkat, kami duduk menunggu dan melihat satu pilot keluar dari pesawat. Saat ia kembali, kami pun siap tinggal landas.

Sekitar dua puluh menit setelah terbang, kapten menginformasikan tentang ketinggian, cuaca, jam kedatangan dan namaku.

Apa? Apa betul barusan aku mendengar namaku disebut? Jantungku berdebar. Apa salahku? Apakah bawaanku tertinggal? Ada apa? Meskipun seribu pertanyaan memenuhi kepalaku, kapten itu melanjutkan kata-katanya.

"Perhatian kepada Lynette Baker, John Helms menanyakan, apakah kau mau menikahinya dan menjalani hidupmu bersamanya? Kalau engkau menerima, silahkan tekan tombol 'call' dan pramugari akan segera mendatangimu."

Jantungku berdebar kencang, sementara air mataku mulai merebak membasahi pipiku karena bahagia. Aku menatap John di sebelahku tanpa kata-kata. Mulutku seolah-olah terkatup erat-erat tidak tahu harus berkata apa, semua perasaan bercampur aduk menjadi satu, ketika ia mulai membuka kotak kecil berisi cincin. Jantungku seolah-olah seperti mau copot bahagia. Aku menarik nafas dalam-dalam dan sambil tersenyum aku berbisik, "Ya."

Ia memakaikan cincin di jariku dan kami berpelukan sementara para penumpang lain bertepuk tangan.
Tetapi tunggu aku diminta menekan tombol "call". Aku meraih tombol itu dan menekannya dan dibantu oleh tunanganku. Tiga orang pramugari datang dengan membawa sebotol sampanye.

Saat mendarat sang kapten kembali mengucapkan selamat kepada kami berdua melalui pengeras suara dan mendoakan kebahagiaan kami berdua.

John mengucapkan terima kasih kepada seluruh kru awak pesawat yang membantu rencananya terwujud dan kami baru tahu kalau pilot tadi keluar untuk mengambil sebotol sampanye.

Lynette Baker Helms

Tidak ada komentar:

Posting Komentar